CATATAN DARI RAPAT KERJA DPP SANTO YOSEPH TAHUN 2019
Tahun 2018 telah berganti. Tahun
2019, tahun yang baru, merupakan momentum untuk membaharui semangat, termasuk
dalam pelayanan pastoral di Paroki Santo Yoseph Denpasar. Salah satu paroki
tertua di Bali ini kembali melangsungkan agenda pentingnya di awal tahun, yakni
Rapat Kerja (Raker) Dewan Pastoral Paroki Santo Yoseph Denpasar pada Minggu, 10
Februari 2019 bertempat di Wisma Soverdia Jl. Kepundung No. 34 Denpasar.
Raker ini dihadiri oleh tidak kurang
35 orang yang terdiri atas Pastor Paroki, Ketua-ketua Bidang beserta Seksi,
Ketua-ketua dan Sekretaris Lingkungan dan Stasi, serta Ketua-ketua Kelompok
Kategorial yang bernaung di bawah Paroki Santo Yoseph Denpasar. Tak lupa
Panitia Natal 2018 dan Panitia Paskah 2019 juga hadir di dalamnya. Raker yang
dimulai pada pukul 09.00 ini dibuka oleh Pastor Paroki P. Yan Madia, SVD
melalui doa pembuka. Selanjutnya, P. Yan membawakan renungan yang diambil dari
Injil hari itu, yang kebetulan bertemakan "panggilan". Oleh sebab
itu, renungan yang dibawakan tidak jauh dari seputar panggilan dalam
meng-Gereja, terlebih lagi dalam pelayanan pastoral. Lagu "Datanglah Roh
Mahakudus" menjadi pembuka raker kali ini.
Setelah doa dan lagu, P. Yan
membawakan pendasaran sebagai gambaran awal karya pastoral di paroki yang
mengacu pada karya pastoral keuskupan. P. Yan mengingatkan bahwa Paroki Santo
Yoseph Denpasar merupakan bagian tak terpisahkan dari Keuskupan Denpasar,
sehingga wajib hukumnya untuk melakukan dan mengikuti arah dasar keuskupan.
Menarik ke belakang, arah dasar keuskupan pun berakar dari suara umat dan
memuncak dalam Sinode IV 2017 lalu. Dalam Sinode IV, tema pastoral tahun 2018
adalah "Kepemimpinan Pastoral" dan telah dijabarkan dalam raker
perdana paroki di Tuka pada Januari 2018. Selanjutnya, tahun 2019 merupakan
tahun "Formasi Iman yang Tangguh". Raker kali ini memang
mengagendakan dua hal utama, yaitu evaluasi program kerja tahun 2018 dan
sosialisasi program kerja 2019, di samping pula laporan pertanggungjawaban
(LPJ) Panitia Natal 2018 dan sosialisasi Panitia Paskah 2019. P. Yan juga
mengingatkan bahwa evaluasi dan sosialisasi ini lazim dilakukan di seluruh
macam organisasi, bahkan Gereja. Oleh sebab itu, menjadi suatu kewajiban untuk
mengevaluasi dan menetapkan agenda tahunan pastoral di paroki tercinta ini.
Formasi
Iman Yang Tangguh
Sebagaimana disebutkan sebelumnya,
tema tahun 2019 ini akan diimplementasikan dalam program kerja di paroki. P.
Yan memberikan catatan atas beberapa hal terkait formasi iman. Pertama,
pembinaan iman anak-anak sudah mulai terukur dalam wadah Sekolah Santa Maria
dan Sekami. Sekolah Santa Maria merupakan wadah pembinaan iman bagi anak-anak
yang bersekolah di sekolah negeri atau swasta non-Katolik, sedangkan Sekami
merupakan wadah pembinaan iman anak-anak yang bersifat nasional, sehingga
memiliki perencanaan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Kedua,
misdinar dan OMK mendapat perhatian dalam pembinaan iman yang seringkali masih
dinomorduakan. Tidak dapat dipungkiri, bahwa misdinar dan OMK selama ini
cenderung berjalan sendiri-sendiri dan hanya "terlihat" luar biasa
ketika terlibat dalam suatu event besar. Pembinaan iman yang rutin belum
mendapat perhatian yang sepadan, padahal kedudukannya sama-sama penting.
Ketiga, pembinaan iman umat sangat membutuhkan peran aktif pengurus lingkungan
dan stasi serta KBG.
Formasi iman ini tercermin dalam
AAP, APP, khotbah hari Minggu, dan ibadat tobat, yang kesemuanya ini selalu
dijalankan, meski masih banyak kekurangan. Selain kepada umat secara umum,
formasi iman ini juga ditujukan secara khusus kepada orang tua dan wali baptis.
Tak lupa pula anak-anak beserta orang tua dalam Komuni Pertama. Diharapkan
dengan formasi iman yang tangguh melalui aneka macam kegiatan, paroki dapat
menyongsong tahun pastoral 2019 bertema "Gereja yang Mandiri" dengan
sebaik-baiknya. P. Yan juga memberikan sedikit gambaran bagaimana paroki dapat
menyongsong tahun depan dengan penuh persiapan. Data adalah kuncinya. Data yang
diperoleh melalui Kartu Keluarga Katolik (K3) inilah yang menjadi database
paroki serta menunjukkan kejelasan subjek yang menjadi sasaran karya pastoral.
Kembali lagi, urusan teritorial menjadi bagian tak terpisahkan di dalamnya. P.
Yan menutup pendasarannya dengan menegaskan kembali bahwa Rapat DPP Pleno, yang
dihadiri oleh seluruh perangkat pastoral paroki baik Pastor, DPP, DKP, pengurus
lingkungan dan stasi, pengurus KBG, serta pengurus kelompok kategorial, hanya
dilangsungkan selama tiga kali setahun, yakni pada awal tahun berupa Raker
seperti yang dijalankan ini, pada pertengahan tahun untuk LPJ Panitia Paskah
dan sosialisasi Panitia HUT GYGYB, serta mendekati akhir tahun untuk LPJ
Panitia HUT GYGYB dan sosialisasi Panitia Natal. Penegasan ini diperlukan untuk
menghindari kesimpangsiuran yang sering terjadi di kalangan umat.
Evaluasi
dan Sosialisasi Program BPI
Setelah P. Yan memberikan
pendasaran, sesi evaluasi program kerja 2018 serta sosialisasi program kerja
2019 berlangsung. Bidang Pembinaan Iman (BPI) mengawalinya dengan diwakili oleh
Ibu Lintina dari Seksi Karya Kepausan Indonesia (KKI). Bp. John Ngamal selaku
Ketua BPI yang sejatinya hadir berhalangan karena alasan kesehatan. Secara
umum, program kerja BPI 2018 yang terdiri dari Seksi Katekese, Seksi Liturgi,
dan Seksi KKI, baik unggulan maupun rutin, terlaksana dengan baik. Selain itu,
program kerja BPI 2019, terutama yang unggulan, antara lain sebagai berikut.
Program unggulan Seksi Liturgi ialah
Misa Perayaan Emas Tahbisan P. Subhaga, SVD serta Temu Raya Petugas Liturgi.
Program unggulan Seksi Katekese adalah pembangunan spiritualitas pelayan
pastoral paroki. Program unggulan Seksi KKI adalah Kemah Sekami Tingkat
Keuskupan. Setelah memaparkan evaluasi dan sosialisasi, beberapa masukan
diberikan kepada BPI, antara lain pemberian konsumsi atau biaya pengganti
transport bagi kelompok yang melayani dalam tugas liturgi di gereja selain dari
paroki, yang tentu memerlukan pendataan yang jelas. Selain itu, masih menjadi
sebuah masalah terkait misdinar yang seringkali berjalan sendiri-sendiri. Hal
ini kembali ditegaskan oleh karena tidak adanya pembinaan iman sebagaimana
mestinya. Retret yang selama ini dilangsungkan dinilai belum mampu menjadi
pembinaan iman yang mumpuni. Oleh sebab itu, salah satu usulan terkait hal ini
adalah perlunya moderator yang mampu mengarahkan serta memberikan pembinaan
iman yang seharusnya.
Evaluasi
dan Sosialisasi Program BAK
Setelah pemaparan oleh BPI,
selanjutnya adalah Bidang Aksi Kemasyarakatan (BAK) yang dipaparkan oleh Bp.
Jhony Weking selaku ketua.. Senada dengan BPI, program kerja unggulan dan rutin
pada 2018 telah berjalan dengan baik. Selanjutnya, program kerja unggulan BAK
2019 antara lain sebagai berikut. Program kerja unggulan Seksi Komunikasi
Sosial-Hubungan Antar-kepercayaan (Komsos-HAK) adalah Lomba Cerdas Cermat
Remaja (CCR) dan Cerdas Cermat Anak-anak (CCA); Sarasehan "Peranan Prinsip
Kehati-hatian dalam Penerapan Nilai-nilai Kultural"; serta menata-kelola
perparkiran kendaraan di Gereja Santo Yoseph Kepundung. Sementara itu, program
kerja unggulan Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) adalah realisasi proyek
APP dan HPS (Hari Pangan Sedunia) Nasional. Terakhir, program kerja unggulan
Seksi Kerasulan Keluarga Paroki (SKKP) adalah penerimaan sakramen perkawinan
secara massal pada 17 Agustus nanti.
Setelah memaparkan program kerja
unggulan dan rutin BAK 2019, beberapa pertanyaan dan saran ditujukan. Pertama,
pengelolaan Dasopen (dana solidaritas pendidikan) yang masih belum banyak
diketahui umat. Dasopen sesuai aturan keuskupan hanya diperuntukkan bagi siswa
sekolah Katolik yang kurang mampu, sedangkan dalam kenyataannya keluarga kurang
mampu lebih banyak menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah negeri. Hal inilah
yang menjadi kritik P. Yan kepada keuskupan, meski P. Yan tetap berusaha
memperjuangkan penyaluran Dasopen kepada umat yang kurang mampu. Setelah
Dasopen, dana PSE juga menjadi perbincangan hangat, mengapa? Dana PSE,
sebagaimana disampaikan secara "blak-blakan" oleh P. Yan, bertumpuk
hingga sekian banyaknya di keuskupan karena tidak dipergunakan secara maksimal,
terutama oleh umat. Umat dapat mengajukan rancangan usaha dengan catatan utama
adalah usaha kelompok (minimal 5-7 orang), bukan usaha pribadi.
Dana PSE sejatinya merupakan hak
umat yang dapat dikelola dengan maksimal, sehingga dampaknya akan dirasakan
kembali oleh umat, juga paroki. Masih seputar dana, kali ini amplop AAP dan APP
menjadi sorotan. Waktu pengumpulan menjadi penegasan utama untuk ditindaklanjuti
agar masalah tidak kembali berulang. Selanjutnya, perkawinan massal yang
menjadi salah satu program unggulan BAK diharapkan dapat lintas-lingkungan,
bukan satu atau dua lingkungan saja. Contoh yang telah ditunjukkan adalah
Lingkungan Santa Maria Regina oleh Bp. Jhony Weking selaku ketua lingkungan
waktu itu. Perkawinan massal memang merupakan salah satu jalan untuk membantu
umat kurang mampu yang belum menikah namun sudah hidup bersama. Urusan adat dan
ekonomi masih menjadi persoalan pelik, tetapi Gereja berusaha hadir melalui
program ini untuk meringankan beban mereka. P. Yan menegaskan bahwa pastor
dapat membantu apabila syarat-syarat telah dipenuhi. Kembali lagi, berbagai
persoalan tersebut tidak terlepas dari pendataan umat paroki yang belum jelas.
P. Yan kembali menyatakan bahwa K3 harus "gol" pada tahun ini. Tak lupa, peran serta pengurus
lingkungan/stasi dan KBG yang lebih mengetahui kondisi di lapangan amat sangat
diharapkan. Sebelum menutup, Bp. Jhony Weking
menegaskan bahwa CU (Credit Union) yang telah berdiri sejatinya merupakan
program keuskupan yang didukung oleh umat paroki. CU merupakan milik umat
paroki, bukan paroki secara institusi. Bahkan, CU memberikan dampak yang cukup
berarti bagi keuangan Gereja melalui pemberian SHU yang khusus diberikan ke
paroki dan lingkungan. Oleh sebab itu, Bp. Jhony memohon kesediaan lingkungan
dan stasi untuk didatangi kembali oleh CU dalam sosialisasi atau turba pada
bulan Mei dan Oktober mendatang.
Evaluasi
dan Sosialisasi Program BPU
Bidang Pendidikan Umat (BPU) menjadi
bidang ketiga yang menyampaikan evaluasi serta sosialisasi program kerjanya
oleh ketua, Bp. Yusdi Diaz. Program kerja BPU 2018 memang sebagian besar tidak
terlaksana diakibatkan waktu yang sering bertabrakan dengan kegiatan berskala
lebih besar. Akan tetapi, program kerja "Sakramen Politik" oleh Seksi
Kerasulan Awam (Kerawam) mampu terlaksana dengan baik, juga rapat rutin OMK
(Orang Muda Katolik) mulai berjalan dengan baik, serta pendampingan (advokasi)
kepada umat yang membutuhkan oleh Seksi Keadilan dan Perdamaian (KKP) dapat
berjalan. Program kerja unggulan BPU 2019 antara lain sosialisasi No Golput dan
talkshow MuKaBeSi (Muda Katolik Beri Solusi) oleh Seksi Kerawam; pendataan umat
diaspora di wilayah paroki dan pelatihan Gerakan Aktif Tanpa Kekerasan (GATK)
oleh Seksi KKP; pembentukan Komunitas Guru Katolik dan rekoleksi Komuntas Guru
Katolik oleh Seksi Pendidikan; serta LKMO (Latihan Kepemimpinan Manajemen
Organisasi) oleh Seksi Kepemudaan.
Beberapa pertanyaan dan usulan yang
kemudian disampaikan antara lain sebagai berikut.
Pertama, sosialisasi Pemilu 2019
menjadi sorotan karena memiliki dampak jangka panjang bagi bangsa Indonesia,
apalagi bagi umat. Oleh sebab itu, sosialisasi yang telah direncanakan
diharapkan dapat terlaksana dan umat terlibat aktif di dalamnya. Kedua, paroki
telah mengutus enam orang untuk mengikuti penyuluhan sebagai pendamping iman
non-PNS di Departemen Agama. Nantinya, orang-orang tersebut mampu diutus ke
lingkungan yang memerlukan. Hal ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan guru dan
pendamping yang mumpuni, baik dari segi pengetahuan maupun pedagogik, dalam
pembinaan iman anak-anak, baik di lingkungan maupun paroki. Ketiga, Seksi
Kerawam dan Kepemudaan sebaiknya di kepengurusan DPP yang baru disatukan karena
memiliki program kerja yang tidak jauh berbeda. Keempat, pendampingan terhadap
OMK. OMK dalam hal pembinaan iman sudah cukup baik dengan aktif
menyelenggarakan EKM (Ekaristi Kaum Muda) dan Doa Bersama, meski keterlibatan
anggota masih cukup minim. Oleh sebab itu, pengurus OMK berinisiatif untuk
turun ke bawah (turba) di lingkungan dan stasi. Ada dampak positif yang
dirasakan, terutama jika melibatkan OMK lingkungan di dalam kegiatan OMK
paroki. Bp. Yusdi yang juga terlibat dalam pendampingan OMK menegaskan bahwa
ketua-ketua lingkungan dan stasi harus mengajak dan mendukung OMK, terutama
dalam kebersamaan di OMK paroki. OMK diusulkan untuk memiliki seorang figur
atau teladan yang mampu menggerakkan dan memberi arah.
Laporan
Dewan Keuangan Paroki
Setelah ketiga bidang di DPP
menyampaikan evaluasi program kerja 2018 dan sosialisasi program kerja 2019,
para peserta dipersilakan menikmati santap siang. Tidak terasa sudah tiga jam
lebih raker berlangsung. Raker kembali dilanjutkan pada pukul 13.30. Dewan
Keuangan Paroki (DKP) berkesempatan menyampaikan evaluasi dan sosialisasi program
kerjanya. Program kerja DKP tidak jauh berbeda setiap tahunnya, yaitu (1)
pengaturan sumber-sumber pendapatan paroki, (2) transparansi penghitungan
kolekte, (3) setoran ke keuskupan, (4) kontrol dan pengendalian keuangan
paroki, dan (5) memberikan dukungan dana pada setiap kegiatan paroki. Akan
tetapi, pada tahun ini DKP berusaha melakukan pemeliharaan dan pengelolaan aset
paroki secara lebih terukur. Oleh sebab itu, inventarisasi aset paroki sangat
dibutuhkan. Setelah menyampaikan program kerjanya, beberapa masukan hadir, di
antaranya pengenaan biaya dalam penggunaan sarana paroki. P. Yan menegaskan
bahwa pengenaan biaya semata-mata merupakan keputusan bersama DPP yang telah
disetujui. Oleh sebab itu, rincian pengenaan biaya diminta diterbitkan kembali
oleh DKP agar umat semakin memahami dan tidak menimbulkan kesimpangsiuran di
sana-sini. Selain itu, RKK (rukun kematian Katolik) berusaha digiatkan kembali,
mengingat pentingnya keberadaan RKK bagi umat. Setelah itu, Ibu Lina dari DKP
menyampaikan laporan keuangan secara rinci pada 2018. Laporan keuangan ini
diapreasiasi sebagai wujud pertanggungjawaban DKP dalam mengelola dan
mengendalikan keuangan paroki secara transparan. Karena rinci, tidak terasa
waktu sudah menunjukkan pukul 15.00.
Evaluasi
dan Sosialisasi Program Kelompok Kategorial
Kelompok kategorial kemudian diberi
kesempatan untuk menyampaikan evaluasi dan sosialisasi program kerja, antara
lain Persekutuan Doa Kharismatik Katolik (PDKK), Wanita Katolik RI (WKRI),
Paguyuban Soverdia, dan OMK. Secara umum, semua program kerja unggulan dan
rutin pada semua kelompok kategorial dapat berjalan dengan baik. Program kerja
unggulan setiap kelompok kategorial antara lain retret dan KRK (Kebangunan
Rohani Katolik) oleh PDKK; EKM dan rekoleksi pengurus oleh OMK; pelatihan
keterampilan ibu-ibu lingkungan, pemeriksaan papsmear gratis, serta konferensi
cabang (Konfercab) oleh WKRI; serta Triduum St. Arnoldus Janssen, Novena Hati
Kudus Yesus, Triduum Malaikat Agung, menerima kunjungan novisiat, dan melakukan
kunjungan ke novisiat oleh Paguyuban Soverdia. Setelah pemaparan, P. Yan
memberikan catatan bahwa kegiatan kelompok kategorial jangan sampai
"mencabut" peran serta umat dalam kegiatan di paroki. Selain itu, P.
Yan mengusulkan untuk sedapat mungkin setiap kelompok kategorial mengagendakan
perayaan Ekaristi dalam program kerjanya, mengingat Ekaristi merupakan sumber
dan puncak hidup Kristiani.
Panitia
Natal dan Paskah
Setelah seluruh program kerja
dievaluasi dan disosialisasikan, maka giliran Panitia Natal 2018 untuk
menyampaikan LPJ oleh Bp. Willy dan Bp. Don Baut. Panitia Natal 2018 yang
dikomando oleh Lingkungan Santa Theresia dan Santa Maria Regina mampu
menjalankan seluruh agenda Natal dengan baik, meski mendapat beberapa catatan.
Catatan pertama ialah perayaan Natal anak yang seharusnya menjadi tanggungan
Panitia Natal, tidak seluruhnya dilimpahkan kepada Sekami. Masih seputar
anak-anak, sejatinya panitia menaruh perhatian lebih kepada anak-anak, salah
satunya melalui anggaran. Catatan kedua ialah koordinasi dan komunikasi
antarlingkungan yang menjadi panitia. Diakui bahwa komunikasi yang kurang baik
antarlingkungan sejak awal berakibat pada kinerja yang
"sendiri-sendiri". Oleh sebab itu, permohonan maaf disampaikan oleh
panitia di hadapan peserta raker. Akhirnya, LPJ dapat diterima oleh seluruh
peserta raker.
Setelah Panitia Natal 2018, Panitia
Paskah 2019 berkesempatan menyampaikan program kerjanya. Lingkungan Renya
Rosari dan Santo Gregorius Agung didapuk sebagai nahkoda panitia ini. Sebagai
catatan, kedua lingkungan ini pernah bekerja bersama sebagai Panitia Natal
2016, lalu Lingkungan Santo Gregorius Agung pada tahun sebelumnya (2018)
menjadi Panitia Paskah bersama Santo Agustinus. Bp. Aven yang menjadi ketua
panitia menyampaikan bahwa rentang waktu kerja Panitia Paskah adalah Rabu Abu
hingga Pentakosta, dengan penekanan pada Tri Hari Suci. Anggaran yang disusun
tidak jauh berbeda dengan anggaran Panitia Paskah sebelumnya. Beberapa sumber
pendapatan yang diusahakan adalah kupon, bazaar makanan, penjualan buku misa,
dan iklan buku misa. Setelah itu, beberapa masukan diterima, seperti penyewaan
kursi sebaiknya dihindari dan lebih baik diusahakan untuk dimiliki sebagai aset
paroki, pengaturan kembali stipendium, serta anggaran perayaan Paskah bersama
anak-anak yang sejatinya dapat ditingkatkan. Tak lupa untuk terus menjalin
kerja sama dengan seksi di DPP yang memang mumpuni di bidangnya, seperti
liturgi, komsos, dan sebagainya. Satu persoalan lain adalah jadwal misa Rabu
Abu yang berdekatan dengan persiapan Hari Raya Nyepi. Berdasarkan persetujuan
peserta raker, diputuskan bahwa misa Rabu Abu dilangsungkan tiga kali, yaitu
pada Selasa (5/3) pada 18.30 di Gereja YGYB Ubung serta Rabu (6/3) pada 06.00
dan 12.00. Setelah mendapat berbagai masukan, rancangan rencana Panitia Paskah
2019 disetujui dengan beberapa perbaikan.
Info
Pembanguna Grya Bhakti Pastoral
Sebagai penutup, Panitia Pembangunan
Griya Bhakti Pastoral Ubung diberi kesempatan untuk menyampaikan kemajuannya.
Video ditampilkan oleh Bp. Aldy selaku ketua panitia. Secara umum, gedung serba
guna telah hampir selesai, terutama pada bagian aula dan pelengkapnya serta
pastoran. Salah satu yang menjadi sorotan adalah ruang adorasi yang telah 90%
selesai. Kendala yang dihadapi panitia terutama adalah rancangan yang dapat
berubah sewaktu-waktu, terutama atas permintaan P. Subhaga, SVD. Oleh sebab
itu, panitia bersama P. Yan berusaha mencari jalan tengah terbaik. Meski
demikian, peserta raker telah memperoleh gambaran bagaimana perkembangan
pembangunan gedung serba guna yang sejatinya dapat dioperasikan kemudian, baik
oleh paroki maupun disewakan kepada yang membutuhkan.
Tidak terasa waktu menunjukkan pukul
16.00. Seluruh pihak terkait telah menyampaikan apa yang menjadi kewajibannya.
Oleh sebab itu, P. Yan menutup raker ini dengan kembali mengingatkan beberapa
hal. Pertama, rangkaian perayaan HUT emas tahbisan P. Subhaga. Kedua, serah
terima jabatan kepengurusan DPP yang baru periode 2019-2022. Ketiga, ajakan
kepada setiap peserta raker untuk mau menghidup semangat panggilan, terutama
sebagai pelayan pastoral di paroki tercinta ini. Raker ini secara resmi
ditutup dengan doa dan lagu "Salam Ya Ratu" yang dipandu oleh Ibu
Paulin pada 16.30. Semoga, apa yang telah diputuskan dalam raker ini dapat
berjalan dengan baik dan setiap kita terlibat aktif dalam segala karya pastoral
paroki secara arif dan bijaksana. Tuhan senantiasa merestui segala niat baik
kita. Amin! (Joshua, Septian).
Komentar
Posting Komentar