CATATAN PERAYAAN SANTO YOSEF FREINADEMESTZ
PAGUYUBAN Soverdia Paroki Santo Yoseph Denpasar sebagai
komunitas awam yang menghayati semangat dan spiritualitas Santo Arnoldus
Janssen (pendiri tiga kongregasi SVD, SSpS, SSpS AP) merayakan pesta salah
seorang misionaris pertama yang diutus ke tanah Asia, tepatnya di negeri Tirai
Bambu, yakni Santo Yosef Freinademetz, pada Selasa, 29 Januari 2019.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, Paroki Santo Petrus
Monang-maning ditunjuk sebagai tempat penyelenggaraan perayaan puncak ini.
Terdapat dua acara utama pada perayaan puncak tersebut, yakni misa syukur yang
diikuti oleh seluruh imam dan bruder SVD serta Paguyuban Soverdia dan umat
Paroki Santo Petrus Monang-maning, dilanjutkan dengan ramah tamah.
Misa yang dipimpin oleh Rm. Yan Madia, SVD selaku Romo Rektor
SVD Distrik Bali-Lombok dimulai pada pukul 18.00. Tidak kurang sembilan imam
dan dua bruder SVD turut mendampingi Romo Rektor dalam misa syukur ini. Para
imam tersebut antara lain Rm. Rius, SVD dan Rm. Wayan, SVD selaku pastor di
Paroki Santo Petrus Monang-maning; Rm. Martin, SVD dan Rm. Ketut, SVD selaku
pastor di Paroki Tritunggal Mahakudus Tuka; Rm. Paskalis, SVD dan Rm. Pungki,
SVD yang berkarya di Yayasan Soverdi; Rm. Guido, SVD yang berkarya bagi
pelayanan orang sakit; Rm. Alex Dato, SVD selaku Pastor Paroki Santa Theresia
Tangeb sekaligus Deken Bali Timur; Rm. Yosef Wora, SVD selaku Vikaris Jenderal
(Vikjen) Keuskupan Denpasar; dan salah seorang romo tamu, yakni Rm. Yan Jawa,
SVD yang kini berkarya di Seminari Tinggi Interdiosesan “Yerusalem Baru” yang
meliputi lima keuskupan di Papua, yaitu Keuskupan Agung Merauke, Keuskupan
Agats-Asmat, Keuskupan Jayapura, Keuskupan Timika, dan Keuskupan
Sorong-Manokwari.
Rm. Pungki, SVD yang didaulat memberikan homili
menyampaikan bahwa Santo Yosef Freinademetz awalnya merupakan imam praja
(keuskupan). Kemudian, karena situasi waktu itu di Eropa tidak baik untuk
perkembangan Gereja, ia memutuskan untuk bergabung dengan Santo Ar- noldus
Janssen dan bersedia diutus ke tanah misi.
Santo Yosef Freinademetz berani meninggalkan negerinya
yang indah beserta keluarganya untuk diutus sebagai misionaris perdana ke tanah
Asia, tepatnya negeri Tiongkok. Misi menurut Rm. Pungki, SVD merupakan jati
diri Gereja. Tanpa misi, tidak ada Gereja.
Misi tidak selalu berarti harus pergi ke ujung dunia
untuk mewartakan Kabar Gembira, tetapi dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti
mewartakan damai dan sukacita kepada siapa pun di sekitar kita. Dalam berbagai
ajaran dan konstitusi Gereja, Rm. Pungki, SVD juga menjelaskan bahwa misi dan
Gereja merupakan bagian tak terpisahkan. Oleh sebab itu, sebagai putra-putri
Santo Arnoldus Janssen, Rm. Pungki, SVD mengajak segenap umat beriman untuk
menghidupi semangat misi, sebagaimana dua tokoh SVD telah teladankan bagi kita.
Rm. Yan Madia, SVD dalam sambutannya sebelum berkat
penutup menyatakan bahwa perayaan Santo Yosef Freinademetz, khususnya di
Distrik Bali-Lombok, dilangsungkan selama dua hari, yaitu pada Senin dan
Selasa, 28 dan 29 Januari 2019. Pada hari Senin, para biarawan (imam dan bruder)
SVD mengikuti rekoleksi yang salah satunya berisi sharing pengalaman Bruder
Wayan, SVD ketika mengikuti penyegaran di Tyrol Selatan, tanah kelahiran Santo
Yosef Freinademetz. Sebagai tambahan, Bruder Alei, SVD yang juga rekan Bruder
Wayan, SVD dalam waktu dekat juga akan mengikuti penyegaran di Steyl, Belanda,
tempat rumah misi SVD berada.
Selanjutnya, pada hari Selasa pagi hingga siang, para
imam dan bruder SVD mengikuti pertemuan yang intinya menyusun sebuah rencana
bagaimana menghidupi semangat Santo Yosef Freinademetz, yaitu dengan mengundang
salah seorang budayawan Bali untuk berbagi pengalaman seputar kebudayaan Bali
dan bagaimana Gereja dapat semakin bertumbuh dengan kearifan lokal.
Melalui pertemuan ini, para imam dan bruder SVD dapat
semakin mendalami kearifan lokal yang juga merupakan kecintaan Santo Yosef
Freinademetz. Puncak peringatan ini jatuh pada misa syukur pada Selasa malam.
Sebelum berkat penutup, Rm. Yan Madia, SVD juga mempersilakan Ibu Paulin selaku
Ketua Paguyuban Soverdia untuk menyampaikan beberapa hal seputar Soverdia. Ia
menjelaskan bahwa meski paguyuban ini bernaung di bawah Paroki Santo Yoseph
Denpasar, tetapi paguyuban ini terbuka untuk siapa pun yang dengan tulus hati
ingin menghayati spiritualitas Santo Arnoldus Janssen.
Untuk kegiatan rutin, Ibu Paulin menjelaskan bahwa
Paguyuban Soverdia tidak jauh dari “berdoa”, seperti Salve (adorasi) kepada
Hati Kudus Yesus setiap Kamis pertama dan Salve kepada Allah Roh Kudus setiap
Senin ketiga di Rumah Soverdi Jl. Kepundung No. 34 Denpasar; juga mengirim
utusan ke Malang untuk memberikan dukungan kepada para seminaris dan frater
yang mengucapkan kaul perdana, kaul kekal, hingga penjubahan.
Oleh sebab itu, ia mengajak siapa pun yang tertarik untuk
langsung datang bergabung ke perayaan rutin tersebut. Setelah memberikan
penjelasan singkat, Rm. Yan Madia, SVD memberikan sedikit catatan bahwa
keberadaan Soverdia sangat penting. Bahkan, saat Kapitel Jenderal (pertemuan
SVD seluruh dunia), utusan Soverdia hadir dan terlibat di dalamnya.*** JOSHUA
JOLLY SC
Komentar
Posting Komentar