AKUKAH PENGKHIANAT ITU? Karya: Agust G Thuru
Hari ini wajah kotaku dalam balutan pesta
Daun-daun palma menyibak angin
Dan ranting-ranting zaitun melambai-lambai
Laki-laki dan perempuan turun ke jalan
Menyambut Sang Raja yang datang
Membentang kain di jalan berdebu
Dan Sang Raja menunggang keledai
Lewat dalam sorak sorai: Hosana!
Dan aku ada di kerumunan itu
Turut berteriak: Hosana Putra Daud!
Mungkin Engkau melirik ke arahku
Tapi aku tak memperhatikan-Mu
Yang kulakukan adalah ikut keramaian
Bersama orang-yang menyambut-Mu
Mengikuti hentak langkah keledai-Mu
Engkau tampak agung di punggungnya
Aku tak perduli pada-Mu
Engkau Sang Raja atau bukan
Karena aku ada di kerumunan
Dalam aroma pesta kemewahan
Kamis malam setelah Perjamuan
Aku melihat-Mu di taman Getsemani
Tetes keringat darah luruh
Dari tubuh kemanusiaan-Mu
Tapi aku tak berniat berjaga dengan-Mu
Sampai Engkau membangunkan murid-Mu
Dan serdadu-serdadu menangkap-Mu
Lalu aku berbisik: Mampus Engkau Yesus!
Pada Jumad saat Engkau penuh derita
Aku mengikuti jalan salib-Mu
Menyaksikan Engkau diseret dan dihina
Melihat sekujur tubuh-Mu dicambuk
Turut bersorak bersama orang-orang Farisi
Salibkan Dia! Lepaskan Barabas!
Aku mengelak ketika mereka menudingku
Engkau juga salah seorang dari murid-Nya?
Ah, aku mengaku tak mengenal-Mu
Dan ketika mereka berteriak: Salibkan Dia!
Aku pun ikut berteriak: Salibkan Dia!
Pada Minggu pagi ketika Engkau bangkit
Saat tergenapi nubuat pada nabi
Bahwa Engkau mati dan akan bangkit
Dan ketika Engkau benar-benar hidup
Aku tersadar dan menangisi dosaku
Inikah aku murid-Mu?
Adakah aku pengkhianat-Mu?
Ya Yesus betapa aku ini pengecut
Tidak berani memanggul salib-Mu
Aku seringkali mengelak turut serta
Memanggul salib-Mu di tengah dunia
Tidak berani mengakui-Mu Tuhanku
Dan berterus terang: Ini aku murid-Mu!
Yesus, basuh aku dengan Darah-Mu
Dan kuatkan aku dengan Bilur-Mu
Agar aku setia selamanya
Di kaki salib-Mu yang kudus.***
Denpasar, Jumat Agung 2017
Daun-daun palma menyibak angin
Dan ranting-ranting zaitun melambai-lambai
Laki-laki dan perempuan turun ke jalan
Menyambut Sang Raja yang datang
Membentang kain di jalan berdebu
Dan Sang Raja menunggang keledai
Lewat dalam sorak sorai: Hosana!
Dan aku ada di kerumunan itu
Turut berteriak: Hosana Putra Daud!
Mungkin Engkau melirik ke arahku
Tapi aku tak memperhatikan-Mu
Yang kulakukan adalah ikut keramaian
Bersama orang-yang menyambut-Mu
Mengikuti hentak langkah keledai-Mu
Engkau tampak agung di punggungnya
Aku tak perduli pada-Mu
Engkau Sang Raja atau bukan
Karena aku ada di kerumunan
Dalam aroma pesta kemewahan
Kamis malam setelah Perjamuan
Aku melihat-Mu di taman Getsemani
Tetes keringat darah luruh
Dari tubuh kemanusiaan-Mu
Tapi aku tak berniat berjaga dengan-Mu
Sampai Engkau membangunkan murid-Mu
Dan serdadu-serdadu menangkap-Mu
Lalu aku berbisik: Mampus Engkau Yesus!
Pada Jumad saat Engkau penuh derita
Aku mengikuti jalan salib-Mu
Menyaksikan Engkau diseret dan dihina
Melihat sekujur tubuh-Mu dicambuk
Turut bersorak bersama orang-orang Farisi
Salibkan Dia! Lepaskan Barabas!
Aku mengelak ketika mereka menudingku
Engkau juga salah seorang dari murid-Nya?
Ah, aku mengaku tak mengenal-Mu
Dan ketika mereka berteriak: Salibkan Dia!
Aku pun ikut berteriak: Salibkan Dia!
Pada Minggu pagi ketika Engkau bangkit
Saat tergenapi nubuat pada nabi
Bahwa Engkau mati dan akan bangkit
Dan ketika Engkau benar-benar hidup
Aku tersadar dan menangisi dosaku
Inikah aku murid-Mu?
Adakah aku pengkhianat-Mu?
Ya Yesus betapa aku ini pengecut
Tidak berani memanggul salib-Mu
Aku seringkali mengelak turut serta
Memanggul salib-Mu di tengah dunia
Tidak berani mengakui-Mu Tuhanku
Dan berterus terang: Ini aku murid-Mu!
Yesus, basuh aku dengan Darah-Mu
Dan kuatkan aku dengan Bilur-Mu
Agar aku setia selamanya
Di kaki salib-Mu yang kudus.***
Denpasar, Jumat Agung 2017
Komentar
Posting Komentar