Jalan Salib (1)
Engkau dijatuhi hukuman mati
Dalam tanda tanya tak terjawab
Salah-Ku apa?
Engkau bagai seorang penjahat
Digiring dalam ikatan temali yang kenyal
Sambil tubuh-Mu yang kudus didera cemetih
Diseret ke depan tahta Pilatus
Lalu ia menguburkan kebenaran
Demi tetap langgengnya tahta kekuasaan
Dan demi dukungan suara rakyat
Ia mengetuk palu menghukum-Mu
Dengan sabda: “Engkau harus mati”
Meski untuk harga sebuah ketidakadilan
Tubuh-Mu yang kudus
Didera oleh tangan-tangan pendosa
Darah mengucur dari sekujur tubuh-Mu
Tapi Engkau tak mengeluh
Dan cemoohan terlontar dari mulut pendusta
Olokan-olokan terpancar dari bibir pelatah
Dan Engkau pancarkan wajah penuh maaf
Wajah Anak Allah
Di bawah terik matahari menyengat-Mu
Engkau diharuskan memanggul salib
Menyusuri jalan dan lorong kota
Keringat darah menetes di sekujur tubuh-Mu
Diringi sorak-sorai para hamba
Yang jalang berteriak histeris
“Salibkan Dia, Salibkan Dia”
Engkau menanggung buah hukum
Tanpa perlu mencari kebenaran
Engkau pun patuh menjalaninya
Anak Domba yang kudus
Perjalanan-Mu ke Kalvari
Adalah jalan salib menuju kemenangan
Untuk menghapus kelaliman duniawi
Meluruskan hukum yang berpihak
Menegakkan keadilan yang dimanipulasi
Membersihkan hakim-hakim yang curang
Dan mewartakan kepada dunia
Bahwa Engkau sumber keadilan
Dan pusat dari seluruh kebenaran
Maka biarkan kami turut serta
Memanggul salib-Mu
Berjalan bersama-Mu menuju Golgota
Agar kami memetik makna penyerahan-Mu
Bahwa salib-Mu bukanlah beban berat
Tetapi sumber kebenaran dan keadilan
Yang mesti kami wartakan
Dan kami bela dengan taruhan nyawa
Dalam nama-Mu yang kudus.***
Agust G Thuru
Denpasar, Rabu Abu 2018
Dalam tanda tanya tak terjawab
Salah-Ku apa?
Engkau bagai seorang penjahat
Digiring dalam ikatan temali yang kenyal
Sambil tubuh-Mu yang kudus didera cemetih
Diseret ke depan tahta Pilatus
Lalu ia menguburkan kebenaran
Demi tetap langgengnya tahta kekuasaan
Dan demi dukungan suara rakyat
Ia mengetuk palu menghukum-Mu
Dengan sabda: “Engkau harus mati”
Meski untuk harga sebuah ketidakadilan
Tubuh-Mu yang kudus
Didera oleh tangan-tangan pendosa
Darah mengucur dari sekujur tubuh-Mu
Tapi Engkau tak mengeluh
Dan cemoohan terlontar dari mulut pendusta
Olokan-olokan terpancar dari bibir pelatah
Dan Engkau pancarkan wajah penuh maaf
Wajah Anak Allah
Di bawah terik matahari menyengat-Mu
Engkau diharuskan memanggul salib
Menyusuri jalan dan lorong kota
Keringat darah menetes di sekujur tubuh-Mu
Diringi sorak-sorai para hamba
Yang jalang berteriak histeris
“Salibkan Dia, Salibkan Dia”
Engkau menanggung buah hukum
Tanpa perlu mencari kebenaran
Engkau pun patuh menjalaninya
Anak Domba yang kudus
Perjalanan-Mu ke Kalvari
Adalah jalan salib menuju kemenangan
Untuk menghapus kelaliman duniawi
Meluruskan hukum yang berpihak
Menegakkan keadilan yang dimanipulasi
Membersihkan hakim-hakim yang curang
Dan mewartakan kepada dunia
Bahwa Engkau sumber keadilan
Dan pusat dari seluruh kebenaran
Maka biarkan kami turut serta
Memanggul salib-Mu
Berjalan bersama-Mu menuju Golgota
Agar kami memetik makna penyerahan-Mu
Bahwa salib-Mu bukanlah beban berat
Tetapi sumber kebenaran dan keadilan
Yang mesti kami wartakan
Dan kami bela dengan taruhan nyawa
Dalam nama-Mu yang kudus.***
Agust G Thuru
Denpasar, Rabu Abu 2018
Komentar
Posting Komentar