P.J. Kersten,SVD




Tahun 1935 Mgr. H.Leven mewujudkan keinginannya menempatkan misionaris di Denpasar yakni Pater J.Kersten SVD yang tiba di Denpasar Bali pada 11 September 1935. PaterJ.Kersten SVD berhadapan dengan sejumlah masalah, terutama soal bahasa. Ia tekun belajar bahasa dan budaya Bali. PaterJ.Kersten SVD menerbitkan hasil penelitiannya dalam Balische Grammatica atau Tata Bahasa Bali dan Kamus Umum Bahasa Bali-Indonesia. Ia dibantu oleh tenaga awam antara lain Pan Bukian, Made Merta yang menerjemahkan Injil ke dalam bahasa Bali.
Tentang tugasnya di Bali Pater Kersten menulis; “Tidak mudah mendapat ide bagaimana memulai suatu misi di pulau di mana tak seorang pun yang katolik dan di mana pemerintah melawan segala macam karya misi.” 16)
Pada bulan November 1935 dua katekis protestan bertemu dengan P.J.Kersten,SVD. Mereka adalah I Wayan Dibloeg dan I Made Bronong dari Desa Tuka,Bali. Pertemuan itu menjadi tonggak sejarah Gereja Katolik Bali. Pada Hari Raya Pentekosta 1936 I Wayan Dibloeg dan I Made Bronong bergabung ke dalam Gereja Katolik. Pada hari itu juga terjadi pembaptisan 8 orang dewasa dan 32 anak-anak. Dan inilah umat katolik perdana di Pulau Bali.
Tanggal 12 Juli 1936 sejarah Gereja Bali kembali diukir yakni peletakan batu pertama pembangunan Gereja Tuka oleh P.J.Kersten,SVD disaksikan oleh P.van der Heijden,SVD dan P.Conrad,SVD. Di tengah usaha membangun gereja, P.Kersten jatuh sakit. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Romo Agustinus Lie,CDD *)

Menjadi Gembala “Berbau” Domba

Paroki Maria Bunda segala Bangsa Nusa Dua