Pater de Azevedo SJ, Pater Manuel Carnalho SJ, Pastor Timers dan Pastor Fischer
Menurut Lontar Purana (Koleksi Gedong Kirtya Singaraja No 827 ) pada abad ke-14 di Bali berdiri kerajaan Gelgel di Klungkung. Antara tahun 1550 – 1580 Kerajaan Gelgel diperintah oleh Raja Dalem Di Made. Beliau pada tahun 1635 menulis surat pada daun lontar yang meminta orang-orang Portugis di Malaka untuk datang berdagang ke Gelgel dan mengirim misionaris untuk memperkenalkan agama Kristen. Isi lontar itu sebagai berikut; “Saya senang sekali jika mulai sekarang kita bersahabat dan orang datang ke pelabuhan ini untuk berdagang. Sayapun akan senang sekali jika imam-imam datang ke sini agar siapa saja yang menghendaki dapat memeluk agama Kristen”.
Pada tanggal 11 Maret 1635 Pater de Azevedo SJ dan Pater Manuel Carnalho SJ meninggalkan Malaka menuju Bali. Tanggal 12 Desember 1635 Provinsial Kochin menulis surat kepada Superior Jenderal SJ di Roma yang mengabarkan bahwa dua misionaris itu telah tiba di Bali. Namun apa yang terjadi sesudah itu tak diketahui karena tidak ada informasi lebih lanjut.
Tanggal 10 Maret 1891 Vikaris Apostolik Batavia mengajukan surat permohonan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk mendapat izin mengirim tenaga ke Bali Utara. Tanggal 25 Mei 1891 Gubernur Jenderal mengirim surat jawaban kepada Vikaris Apostolik Batavia. Ia mengatakan; “Dari pihak saya tak ada sesuatu keberatan bila satu atau dua misionaris mulai menetap di Buleleng di pulau Bali, dengan maksud mempelajari bahasa Bali dan sesudah itu untuk menetap di Buleleng guna memulai karya misi di antara masyarakat umum.” Tapi karena masalah tenaga hal ini tidak dapat dimanfaatkan.
Antara tahun 1898 – 1900 Pastor Timers datang ke Lombok (Catatan Lekerkerker Nos 287 dan Nos 300). Antara tahun 1906 – 1908 Pastor Fischer berada di Badung dan Klungkung (Catatan Lekerkerker Nos 363 dan Nos 373). Kedua imam ini berada di Lombok dan badung untuk memberikan pelayanan rohani kepada militer dan pegawai-pegawai Hindia belanda yang beragama katolik.
Pada tanggal 11 Maret 1635 Pater de Azevedo SJ dan Pater Manuel Carnalho SJ meninggalkan Malaka menuju Bali. Tanggal 12 Desember 1635 Provinsial Kochin menulis surat kepada Superior Jenderal SJ di Roma yang mengabarkan bahwa dua misionaris itu telah tiba di Bali. Namun apa yang terjadi sesudah itu tak diketahui karena tidak ada informasi lebih lanjut.
Tanggal 10 Maret 1891 Vikaris Apostolik Batavia mengajukan surat permohonan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk mendapat izin mengirim tenaga ke Bali Utara. Tanggal 25 Mei 1891 Gubernur Jenderal mengirim surat jawaban kepada Vikaris Apostolik Batavia. Ia mengatakan; “Dari pihak saya tak ada sesuatu keberatan bila satu atau dua misionaris mulai menetap di Buleleng di pulau Bali, dengan maksud mempelajari bahasa Bali dan sesudah itu untuk menetap di Buleleng guna memulai karya misi di antara masyarakat umum.” Tapi karena masalah tenaga hal ini tidak dapat dimanfaatkan.
Antara tahun 1898 – 1900 Pastor Timers datang ke Lombok (Catatan Lekerkerker Nos 287 dan Nos 300). Antara tahun 1906 – 1908 Pastor Fischer berada di Badung dan Klungkung (Catatan Lekerkerker Nos 363 dan Nos 373). Kedua imam ini berada di Lombok dan badung untuk memberikan pelayanan rohani kepada militer dan pegawai-pegawai Hindia belanda yang beragama katolik.
Komentar
Posting Komentar