Mgr. H. Noyen,SVD



Pada tanggal 8 Maret 1912 wilayah gerejani Sunda Kecil diserahkan kepada Serikat Sabda Allah (SVD). Tanggal 16 September 1913 wilayah Sunda Kecil menjadi Prefektur Apostolik Sunda Kecil meliputi Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, Timor dan pulau-pulau sekitarnya. Pusat Prefektur Apostolik Sunda Kecil di Ende Flores.
Tahta Suci Vatican mengangkat Mgr.H. Noyen sebagai Prefektur Apostolik dan bertempat tinggal di Ndona,Ende. Pada tahun 1916 Mgr.H.Noyen beberapa kali mengunjungi Bali untuk memberikan pelayanan rohani kepada sejumlah orang Eropa dan Melayu yang beragama katolik.
Tanggal 26 September 1920 Mgr.H.Noyen mendapat dukungan dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk boleh membuka HIS, di Bali, sebuah sekolah untuk kalangan ekonomi tinggi. Untuk maksud itu ia memilih kota Klungkung sebagai tempat paling strategis untuk mendirikan sekolah. Namun karena kekurangan tenaga kesempatan itu tak dimanfaatkan.
Tahun 1920 Mgr.H. Noyen,SVD berangkat ke Roma setelah mengadakan suatu audiense dengan Gubernur Jenderal di Jakarta dalam urusan pendirian sekolah di Bali dan urusan lain-lainnya. Dalam salah satu pesannya beliau menulis; “Semoga waktunya segera tiba, misionaris-misionaris kita bisa bekerja di Bali; tetapi hanya imam-imam yang sungguh-sungguh rendah hati, sabar, kudus dan terpelajar akan berhasil di tengah-tengah umat Bali. Dalam sepuluh tahun pertama karya misi di sana tidak akan dapat mengharapkan pertobatan tetapi bila waktunya tiba untuk mulai panenan, saya yakin bahwa orang-orang Kristen Bali akan menjadi contoh umat beriman di Indonesia. Mereka akan menjadi orang-orang yang mampu untuk memegang jabatan-jabatan dalam perniagaan, kesenian, politik atau jabatan kegerejaan. Tuhan akan meminta kurban dan mungkin sekali hidup para misionaris, tetapi dalam roh saya telah membayangkan Bali dimahkotai dengan gereja-gereja katolik. 13)
Tanggal 10 Pebruari 1921 Kantor Jawatan Pengajaran dan Agama Batavia minta ketegasan dari Prefektur Apostolik Sunda Kecil di Ndona soal misi Bali dan Lombok. Tanggal 6 April 1921 Pater de Lange memberi kabar kepada Generalat SVD di Roma bahwa sudah ada ijin membuka sekolah di Bali namun tidak ada tenaga.
Tanggal 8 April 1921 P.de Lange memberi jawaban kepada Kantor Jawatan Pengajaran dan Agama Batavia mengatakan agar permohonan mendirikan sekolah di Bali ditunda. Hal ini disebabkan tak ada tenaga untuk ditempatkan di Bali. Mgr. H. Noyen jatuh sakit kemudian dirawat ke Eropa dan meninggal dunia tanggal 24 Pebruari 1921.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Romo Agustinus Lie,CDD *)

Menjadi Gembala “Berbau” Domba

Paroki Maria Bunda segala Bangsa Nusa Dua