Paruman Agung Paroki St. Yoseph Denpasar Berlangsung Sukses

-



Meskipun persiapannya hanya sepuluh hari saja namun penyelenggaraan Paruman Agung (Pertemuan Pastoral) umat paroki St. Yoseph Denpasar  berlangsung sukses. Sabtu 25 Juni 2016 bertempat di Gereja Yesus Gembala Yang Baik Paruman Agung berlangsung dari jam 09.30 sampai  jam 19.00 Wita. Paruman Agung ini bertujuan untuk menjaring masukan-masukan langsung dari umat untuk menyempurnakan program kerja bidang Bidang Pembinaan Iman (BPI), Bidang Aksi Kemasyarakatan (BAK) dan Bidang Pembinaan Umat (BPU) Dewan Pastoral Paroki St. Yoseph Denpasar masa bhakti 2016 - 2019.


Hadir dalam kegiatan ini Pastor Paroki St. Yoseph Denpasar P.Drs. Servatius Subhaga,SVD, Pastor Rekan P. Yohanes  Adnyana,SVD, pastor Agustinus Sugiyarto,Pr  selaku Ketua BPI Dewan Pastoral Keuskupan Denpasar  dan perangkat DPP&DPK Santo Yoseph Denpasar, ketua lingkungan, ketua KBG, ketua-ketua kelompok kategorial dan tokoh umat paroki Santo Yoseph Denpasar.  Pertemuan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan-masukan, usulan-usulan dari umat Lingkungan, KBG dan kelompok kategorial serta tokoh umat terkait dengan penyempurnaan program kerja DPP dan DKP St. Yoseph periode 2016/2017 - 2018/2019. 



Pertemuan diawali dengan penyampaian Pengantar Arah Dasar Pastoral Paroki Santo Yoseph Denpasar oleh Pastor Paroki P. Servatius Subhaga,SVD. Ia menjelaskan tentang rencana, kehendak, kebijaksanaan dan keputusan Allah, tentang perutusan Sang Sabda, perutusan Roh Kudus (Karya Roh Kudus)  menyertai perutusan Gereja, Pastoral Paroki tentang refleksi amanat Yesus Kristus dan Arah Pembinaan Umat Paroki. Pastor Servatius Subhaga adalah Pastor Paroki St. Yoseph yang dalam struktur kepengurusan  Dewan Pastoral Paroki  adalah Ketua Umum DPP. Acara berikutnya penyampaian  Visi dan Misi Keuskupan Denpasar 2012-2016, Arah Dasar Keuskupan Denpasar 2012-2016, Tema Pastoral Keuskupan Denpasar 2012 - 2016  oleh Romo Agustinus Sugiyanrto,Pr yang juga adalah Ketua BPI Dewan Pastoral Keuskupan Denpasar.


Setelah pembekalan para peserta dibagi dalam tiga kelompok yakni kelompok  yang membahas tentang Bidang Pembinaan Iman (BPI), kelompok yang membahas Bidang Aksi Kemasyarakatan (BAK) dan Bidang Pembinaan  Umat (BPU). Kelompok-kelompok ini menginventarisasi  kebutuhan umat sehinga program kerja  yang ditetapkan dapat benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan umat. Diskusi ini  dipandu oleh Ketua BPI, BPU dan BAK. Hasil diskusi kemudian diplenokan dan peserta Paruman Agung menyambut baik sejumlah usulan dari umat peserta.


Pastor Paroki St. Yoseph Denpasar P.Servatius Subhaga,SVD dan Pastor Rekan P.Yohanes Adnyana,SVD meminta agar umat Paroki St. Yoseph Denpasar memiliki komitmen untuk melaksanakan program kerja  yang tekah ditetapkan. Keduanya berharap agar seluruh program kerja DPP dan DKP Paroki Santo Yoseph Denpasar dapat dijalankan  sehingga Gereja menjadi bermanfaat bagi  umat maupun masyarakat sekitarnya. Pertemuan ini ditutup dengan  Ibadat Sabda yang dipimpin oleh P. Yohanes Adnyana,SVD. ***Sie Komsos DPP St. Yoseph Denpasar.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Romo Agustinus Lie,CDD *)

-
Syukur IMLEK dan Pemurnian Diri KETERBUKAAN Gereja terhadap budaya lokal merupakan perwujudan nyata dari sifat katolisitas Gereja. Dalam semangat Konsili Vatikan II, Gereja melihat bahwa kekayaan budaya Timur bila dipakai dengan tepat, dapat membantu evangelisasi. Maka, proses inkulturasi mendapat perhatian utama dalam pastoral Gereja. Atribut Katolik yang dikenakan pada Gereja menunjukkan sifat universalitas Gereja, yang memiliki semangat keterbukaan, yang menghargai budaya-budaya yang ada.          Tahun Baru Imlek atau disebut Perayaan Musim Semi (chun jie) adalah perayaan penting bagi orang Tionghua dalam penanggalan Tionghua (Yin Li). Kata “Yin Li” yang berasal dari dialek Hokkian, di Indonesia lalu disebut Imlek. Perayaan ini secara tradisional berlangsung dari malam sebelum perayaan tahun baru hari pertama, sampai dengan Perayaan Lampion (Cap Go Meh) pada hari kelima belas, di mana pada hari itu, bulan terlihat bulat sempurna. SUKACITA, SYUKUR          Kalender Im
Baca selengkapnya

Menjadi Gembala “Berbau” Domba

-
Gambar
PARA PESERTA  Rapat Kerja DPP Pleno Paroki Santo Yoseph Denpasar di Tuka 26 Januari 2018 lalu tentu masih ingat ketika Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Denpasar RD.Herman Yoseph Babey menyampaikan masukan  bertajuk Kepemimpinan Pastoral: Menjadi Gembala yang Berbau Domba. Mengapa  Gembala harus berbau Domba?  Apa maksud  dengan pernyataan Gembala Berbau Domba? Gembala berbau domba adalah ungkapan yang dipakai oleh Sri Paus Fransiskus sebagai sebuah bentuk keprihationan akan melemahnya gaya kepemimpinan dalam Gereja Katolik. Dalam seruan apostolik  ‘ Evangelii Gaudium (Sukacita Injili)’  Paus Fransiskus tegaskan, “ Seorang pewarta janganlah terlihat seperti orang yang pulang dari pemakaman. Gembala seharusnya berbau domba. Gereja harus seperti  rumah sakit di medan perang. Gereja bukan untuk yang sempurna tetapi bagi siapa saja yang ingin mencari  Tuhan. Gereja hendaknya didedikasikan bagi orang miskin, terluka, lemah dan tersingkir”. Kehadiran seorang gembala harus me
Baca selengkapnya

Paroki Maria Bunda segala Bangsa Nusa Dua

-
Gambar
Buku permandian sejak tahun 1992.Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa di Jl Bukit Kampial, Nusa Dua, Bali  dibangun di atas tanah yang diberikan oleh BTDC ( Bali Tourist Development Corporation ). Saat ini umat Katolik Stasi Bunda Segala Bangsa sedang membangun Gereja baru yang lebih representatif. Sampai tahun 2007 jumlah umat katolik di Nusa Dua dan sekitarnya mencapai 1459 terdiri dari 613 laki-laki dan 846 perempuan.Saat ini Rm.Eventius Dewantara,Pr, dipercayakan sebagai Pastor Stasidibantu oleh Rm.Alfons Kolo,Pr. Alamat yang dapat dihubungi: Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa Jl. Bukit Kampial Nusa Dua Telp: (0361) 774811. Gereja anta Maria Bunda Segala Bangsa terletak di kompleks  Pusat Peribadatan  Puja Mandala. Selain Gereja Katolik di temat ini juga terdapat  rumah ibadat untuk umat beragama lain.  Masjid Agung Ibnu Batutah. Interior luar Masjid Agung Ibnu Batutah, seperti masjid-masjid pada umumnya. Warna kuning lebih mendominasi masjid ini. Masjid Agung I
Baca selengkapnya